Memang semua memiliki alasan, memang tidak semua membutuhkan
alasan. Namun segala sesuatu pasti mempunyai alasan meskipun tak pernah
diungkapkannya.
Dulu memang menjadi kenangan yang menjadikanku sekarang,
karena dahulu pun ku menjadi yang sekarang. Anak perempuan kecil yang
diharapkan yang mampu menumbuhkan niat berhenti
merokok seorang bapak yang terpengaruh lingkungan dan lahirlah aku. Anak
perempuan kecil yang sangat cengeng bandel namun penakut yang selalu
menyusahkan bapak dan ibuk. Anak perempuan kecil yang selalu dibentak bapak
karena kenakalanya, kecengenganya, kelanggukanya. Anak perempuan kecil yang selalu menangis
ketika ditinggal saat di taman kanak kanak, yang belum mengetahui bahwa ia
ditinggal bukan berarti tidak disayang namun karena bapak mu akan berangkat
bekerja untukmu. Dasar anak perempuan kecil yang tak tau apa-apa.
Anak perempuan kecil yang tak bisa lepas dari 1 teman
perempuan dan 2 teman lakilakinya. Anak perempuan kecil yang mulai tumbuh dan
mulai menyayangi serta peduli kepada temanteman dan lingkungan sekitarnya. Anak
perempuan kecil yang mulai mengetahui apa itu kompetisi. Anak perempuan kecil
yang sedikit demi sedikit mulai mampu membanggakan bapak dan ibunya. Anak
perempuan kecil yang mulai mandiri, apapun dilakukan sendiri mendaftar sekolah
hingga mengurusnya hingga akhir. Merasa sedih namun itu cara membuktikan bahwa
anak perempuan kecil bapak ibuk telah mampu melakukan sendiri bukan anak perempuan
kecil yang selalu menyusahkannya lagi.
Anak perempuan kecil yang terlalu santai namun detail
terhadap segala sesuatu tentang sekolah menengahnya. Anak perempuan kecil yang
tercandu untuk membuat bapak/ibuknya mengikuti upacara hari senin akhir
semester di sekolah yang disambut tepuk tangan dari seluruhnya hanya untuk
membuktikan bahwa anak perempuan cengengnya ini mampu membuat bangga kedua
orangtua yang sederhana. Anak perempuan kecil yang selamanya tidak mendapatkan apa
yang ia inginkan, ambisius perlu namun ternyata itu bukan yang membuat bangga
kedua orangtuanya, cukup dengan kemandirian, mampu bertahan dan kekonsistensian
anak perempuan kecilnya. Kedua orangtua ku bangga. Dari situlah muncul
kemandirian anak perempuan kecil yang tidak ingin merepotkan. Mulai dari
mengurus segala sesuatu yang ia butuhkan, keuangan, hingga mengurus hal-hal
yang terhitung baru dan asing serta normalnya ditemani namun ia lakukan dengan
mandiri.
Anak perempuan kecil bapak dan ibuk mulai memahami
segalanya tidak haruslah sesuai apa yang diinginkan, cukup dengan lakukan yang
mampu kau lakukan. Anak perempuan kecil bapak dan ibuk yang perlahan memahami
bahwa tidak setiap kali mampu membanggakan bapak ibuk, hanya maaflah yang mampu
diucapkan jika memang tak sesuai yang diharapkan. Lagi-lagi yang diharapkan
dari anak perempuan kecilnya adalah tentang kemandirian dan kekonsistensianya.
Dipertahankanlah itu sebagai prinsipnya bentuk tidak menyusahkan bapak ibuk
yang sedari kecil ia repotkan dengan sifat dan tingkahlakunya. Namun hingga
nanti anak perempuan kecilnya ini akan selalu merepotkan kedua orantuanya.
Hingga saat ini anak perempuan kecil bapak ibuk sudah tidaklah kecil lagi. Anak
perempuan bapak ibuk yang tidak kecil lagi, lagi lagi masih merepotkan. Namun,
percayalah anak perempuan bapak ibuk ini akan menjaga kemandiriannya,
setidaknya anak perempuan bapak ibuk ini memahami dan menyayangi segala apa
yang ada dan apa yang bapak ibu berikan yang tiada terkira. Terima kasih dari
anak perempuan kecilmu yang tumbuh dewasa ini tidaklah cukup untuk membalas apa
yang bapak ibuk berikan selama 21 tahun ini dan maaf dari anak perempuan kecil
mu yang tumbuh dewasa ini tidaklah cukup untuk menutup kesalahan dan kerepotan
yang ia lakukan selama 21 tahun ini. Semoga anak perempuan kecil bapak ibuk
yang tumbuh dewasa ini mampu membawa hidupnya dengan baik. Ya Rahman Ya Rahim
jagalah keduaorangtua ku seperti beliau menjaga anak perempuan kecilnya ini,
Aamiin.
17 September 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar