16 Juli
2014
Melanjutkan
postingan sebelumnya. Kali ini aku dan mbk Wati saja,meskipun sebenarnya masih
banyak cerita yang belum aku ceritakan dari kami berempat namun segitu dulu
ya,tunggu edisi selanjutnya. Setelah terlepas dari kebiasaan berangkat bareng
dengan mas ndut aku dan mbk Wati berangkat hanya berdua dan jalan kaki.
sekarang kami selalu berdua,entah ada
apa dengan mas ndut dan Eko yang mulai jarang bermain dengan kami berdua atau
mungkin karena kami telah sedikit dewasa karena telah mengenal rasa malu ketika
bermain dengan lawan jenis. Aku dan mbk Wati punya watak yang sama,yaitu
sama-sama keras kepala. Kami sering berargumen bahkan sampe kita tuh gak mau
saling bicara jangankan bicara menyapa pun tidak. Namun uniknya,mewskipun kita
terlihat seperti musuhan kami tetap saling menghampiri untuk berangkat sekolah
bareng dan kalian tau dijalan kami tidak ngobrol bahkan dikelas juga tidak
padahal kami duduk setu meja. Namun hal-hal seperti itu tidak berlangsung
lama,mungkin hanya beberapa hari saja. Hal yang selalu aku ingat ketika mbk
Wati menghampiri aku ke rumah untuk sekolah adalah pertanyaan dari orang tua ku
yang bahkan sampe sekarang kalo mbk Wati datang kerumahku orang tua ku
melontarkan pertanyaan yang sama. Pertanyaan apakah itu yang sampe kita sudah
SMA masih diingat-ingat oleh orang tuaku”/ pertanyaannya adalah,
“wis
sarapan durung,mbk Wati?”
“mpun”
“karo
opo?”
“kaleh
NDOG CEPOK.”
Hahahaah
ada yang tau apa itu ndog cepok ? yaaa,ndog cepok adalah ndog ceplok alias
telur mata sapi. Meskipun sudah kelas 4 SD mbk Wati belum bisa mngatakan
ceplok.
Aku dan
Eko.
Yaaakala
itu masih SD. Ada dua hal yang selalu
aku ingat darinya yang sangat nuakalll sekali kala itu. Apa? Pas kami pulang
sekolah dia tu se-enaknya melempariku pake batu,bayangin aja sakit gak tuh
dilempar pake batu,aku sampe bilang kedia “awas yaa tak andakne mbh ku kr mbh
mu len ben kw diseneni”kurang lebih seperti itu. Nggak sampe disitu dipintu
almariku sampe aku tulis begini,”nak ngono kuwi jenenge aku ra konco karo Eko.”
Bayangin sampe segitunya,berarti kan aku marah banget. Ada lagi,ini juga
tentang melempar,mungkin kali ini beda dengan yang tadi kalo yang tadi
disengaja sekarang ini mungkin gak disengaja,kan kita lagi main boi-boinan,nha
waktu itu grupnya Eko yang jaga,Eko yang bawa bola dia arahkan bola ke
hadapanku berselang beberapa detik bola itu meluncur
menghampiriku,bueeeeeeeeggg bolanya jatuh tepat di puluk atiku atau
dada,rasanya mampek banget bahkan mampegnya melebihi nyesegnya ketika patah
hati,hahaha. Alhasil nangislah aku. Satu lagi yang aku inget pas aku pulang
sekolah bareng mbk Wati kebetulan bareng juga sama dia. Dia terlihat sibuk
memandang tanaman dipinggir jalan dia cabut lalui menempelkan tanaman itu ke
tangan ku dan tangan mbk Wati,tau apa yang terjadi? #nggaaaaak. *bagus kalo kalian
tau aku gak jadi cerita,ahahahaah. Gatal-gatal tangan ku dan tangannya mbk
Wati,kami sedang sibuk garuk-garuk dan merintih,dia malah katawa ketiwi bahagia
sekali. Katanya itu tanaman lateng,aku tanya cara menghilangkan gatalnya,dia
bilang celupin aja ke air. Heeeeeemmm,pancen Eko ki nakal tenan,tapi sebenarnya
dia itu cengeng.
Kami
berempat adalah sahabat,namun diantara kami masih ada tali persaudaraan dari
simbah kita,bener-bener masih satu trah keluarga besar. Jadi,untuk saya pribadi
akan menjaga persahabatan dan persaudaraan ini. Bagaimana dengan kamu? :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar